Jumat, 18 Februari 2011

PENILAIAN PERTANIAN (PERKEBUNAN)----2

PRODUKSI

Produksi (tanaman) merupakan tujuan antara dalam menciptakan suatu nilai dalam proses agribisnis. Produksi sering dinyatakan dengan satuan berat per satuan luas lahan (Kg, Kwintal atau ton/ha). Jarang digunakan dengan kg/pohon, karena basis hitungan bisnis dalam modal tanah/lahan yang dinyatakan dalam satuan luas (m2 atau Ha)yang akan dinyatakan dalam satuan nilai Rp/ha. Sementara untuk setiap jenis atau kultivar tanaman memiliki tingkat keragaan tanaman berbeda-beda serta setiap lanskap lahan memiliki heterogenitas besar, oleh karena itu populasi persatuan luas hampir dipastikan akan berbeda untuk jenis atau kultivar tertentu yang menmpati ruang dalam lanskap lahan tersebut. Inilah yang harus hati-hati seorang penilai (appraisal)tanaman dalam menentukan suatu basis produksi dalam mengestimasi unsur-unsur penyusun suatu nilai produksi sebagai basis income (pendapatan).

Produktivitas suatu lahan merupakan kemampuan lahan untuk menghasilkan suatu hasil produksi yang dinyatakan dalam berat per satuan luas per satuan waktu (Ton/Ha/tahun). Hal ini penting dicermati karena faktor pembentuk suatu nilai dinyatakan dengan nilai produksi yang disepadankan dalam nilai rupiah. Sementara nilai uang akan dipengaruhi oleh waktu. Oleh karena itu produktivitas suatu lahan yang tinggi apabila nilai produksi yang disetarakan dengan uang dalam jumlah yang tinggi per satuan luas dalam waktu kini(bukan nilai akan datang).

Dalam memandingkan produktivitas suatu lahan antar berbagai jenis tanaman yang beragam umur ekonomisnya, maka yang menjadi basis adalah nilai kekinian (present value), sementara present value akan dipengaruhi oleh discount rate. Sehingga nilai kekinian akan dipengaruhi oleh:

- Nilai produksi terdiri: berat x harga (rupiah/luas)
- Biaya produksi terdiri: investasi dan operasional (rupiah/luas)
- Lama produksi (umur ekonomis) tanaman

Hal perlu diingat kembali adalah umur ekonomis tanaman dan frekuensi produksi tanaman dalam umur ekonomis tanaman berbeda-beda. Ada tanaman umur ekonomis panjang (tahunan) tetapi frekuensi produksi berulang kali seperti kelapa sawit, teh, kopi, kakao, karet dsb dalam siklus umurnya. Sementara ada jenis tanaman yang lain umur ekonomis pendek (musiman) tetapi frekuensi produksinya hanya satu kali kejadian dalam umur ekonomisnya seperti padi, jagung, cabe, singkong, tebu, tembakau dsb. Penilai harus cermat dan cerdas dalam menggunakan pendekatan perhitungan penilaian yang akan digunakan, sehingga nilai yang dihasilkan benar-benar tepat.

GENETIK BAHAN TANAMAN (BIJI/BENIH/BIBIT)

Bahan tanaman memiliki karakter fisik dan non fisik (genetik)yang beragam pada berbagai jenis atau kultivar tanaman. Karakter fisik merupakan sifat fisik yang nampak pada suatu biji. Dalam suatu biji akan terkandung sifat genetik yang beragam yang meyangkut potensi produksinya apabila suatu biji nantinyta akan ditanaman di lapangan.

Biji dari hasil hibride (persilangan) maka akan terdapat kenampakan fisik yang beragam yaitu ukuran, berat, warna dan bernas. Dalam biji yang beragam fisiknya tersebut akan beragam sifat genetik dari kedua induknya. Jadi keragaman disini dari aspek biji maka dipengaruhi oleh keragaman fisik dan genetik.

Keragaman fisik (ukuran biji) akan berpengaruh terhadap stok cadangan makanan untuk aktivitas perkecambahan biji. Cadangan makanan yang cukup akan mensuport optimum bagi perkecambahan generasi tanaman berikutnya dalam perkecambahan biji dan bibit berikutnya.

Sifat genetik suatu benih meliputi kemampuan berproduksi, kualitas produksi dan ketahanan/toleran terhadap cekaman lingkungan yaitu hama, penyakit, kekringan, rendaman,pH dan sebagainya. Keragaman genetik tidak dapat dilihat dengan mudah dan nampak secara fisik pada sutu biji hibride. Kesulitan bagi pengguna benih hibride dalam menilai kualitas genetik sering dimanfaatkan bagi oknum produsen benih untuk melakukan hal-hal yang kurang terpuji yaitu benih dengan sifat genetik yang buruk. Sementara untuk mendapatkan benih hibride yang bermutu/unggul tidak mudah karena membutuhkan biaya, waktu, dan keahlian serta keuletan.

Sebagai contoh benih kelapa sawit dihasilkan dari induk Dura (ibu) disilangkan dengan induk Pisifera (bapak), sehingga menghasilkan biji (anak/F1) yang memiliki sifat Tenera. Tenera memiliki sifat produksi TBS dan rendemen minyak tinggi, sementara kedua induknya (ibu dan bapak) produksinya rendah. Antar Tenera (F1)apabila disilangkan maka hasil keturunan anaknya (F2) akan beragam yang memiliki karakter/sifat 25 % seperti neneknya (Dura), 50 % seperti Bapak-Ibunya (F1) dan 25 % seperti kakeknya. Apabila biji hasil persilangan F2 ini digunakan sebagai bahan tanaman maka secara otomatis akan turun potensi produksinya di lapangan nantinya.

Oleh karena itu pemerintah dalam hal ini mengawasi produsen benih secara bijak dengan mengeluarkan sertifikasi suatu benih pada kultivar tertentu. Dampak dengan adanya pengawasan dan sertifikasi ini terkadang merugikan juga bagi pengguna (end user) yaitu benih menjadi sangat mahal dan pemalsuan benih.

ENVIRONMENT (LINGKUNGAN)

Lingkungan tumbuh tanaman ada dua lokasi atau ruang yaitu di dalam tanah (in site) dan di atas permukaan tanah (on site). Ruang di dalam tanah mensuport untuk terutama perkembangan perakaran tanaman sementara di atas tanah mensuport terutama perkembangan batang, daun, bunga dan biji. Pada tanaman tertentu seperti kacang tanah,singkong, kentang dsb tanah akan mensuport juga terutama perkembangan biji dan umbi. Maka dalam hal ini pengurus lapangan akan mengelola lingkungan yang optimal yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga kondisi lingkungan akan mensuport secara maksimal pertumbuhan tanaman.

Unsur-unsur penyusun lingkungan bagi pertumbuhan tanaman dapat di bagi menjadi dua aspek yaitu biotik (bersifat hidup) dan abiotik (bersifat benda mati. Aspek penyusun biotik meliputi:
- Tumbuhan lain (gulma)
- Binatang (hama)
- Mikrobia (penyakit)
- Manusia

Aspek penyusun abiotik meliputi:
- partikel padat/tanah (mineral/unsur-unsur)
- Partikel gas (udara)
- Partikel gelombang (sinar/cahaya)
- Partikel suhu
- Senyawa organik
- Molekul inorganik

(Maaf bersambung yah...)