Minggu, 24 April 2011

ULAT BULU ...........(1)

HEBOH ULAT BULU?

Ulat bulu telah menghiasi berita di media cetak, dan elektronik akhir-akhir ini. Ulat yang konon tidak pernah diperhitungkan sebagai ulat berbahaya dalam menyerang tanaman pada system perlindungan tanaman di Idonesia, tiba-tiba mencuat bagaikan meteor melesat di langit biru sehingga orang terkesima dan bertanya ada apa sih dengan ulat bulu?

Ulat yang ditakuti oleh manusia karena mempunyai racun pada bulunya yang membuat kulit gatal dan bentol-bentol, telah meledak populasinya pertama kali pada pohon mangga di Probolinggo, Jawa Timur, dan sekarang telah menyebar hampir ke seluruh kota/kabupaten di Pulau Jawa, Bali , NTT dan Sumatera.

Ulat bulu telah menghentakan para ahli serangga (entomog) dan ahli proteksi tanaman. Ulat yang tidak dipikirkan populasinya bakal meledak sebelumnya, tiba-tiba ada dalam jumlah sangat banyak di suatu wilayah, bagaikan munculnya laron atau anai-anai di musim hujan. Semua orang pun menjadi heran, mengapa tiba-tiba ulat itu ada? Kejadian ini tentunya memancing banyak tanggapan dari berbagai pihak sesuai dengan latar belakang dan prorfesi mereka.

Berbagai tangapan ada yang pro menyalahkan manusia sendiri akibat tindakannya yang selalu merusak lingkungan, ada pula yang menyalahkan perubahan iklim sehingga mendukung perkembangan ulat bulu, ada lagi karena ulah manusia yang selalu berbuat tidak terpuji atau maksiat, atau ulat bulu adalah kiriman Tuhan sebagai peringatan atas perbuatan manusia yang kurang beradab di muka bumi ini dan berbagai tanggapan lainnya.

Bagi orang awam tentunya ledakan ulat bulu kali ini mungkin tidak masuk akal, karena tiba-tiba ada dalam jumlah sangat banyak dan merayap masuk kerumah-rumah, tempat ibadah, sekolahan, dan tempat-tempat lainnya yang menjadi hunian manusia.

Mereka merasa ketakutan dengan kedatangan ulat bulu di rumah-rumah dan fasilitas umum karena ulat bulu membuat gatal dan bentol serta pedih di kulit. Ulat ini juga bentuk dan warnanya menjijikan dan menakutkan bagi yang menjumpainya.

Rasa takut terhadap ulat bulu sebenarnya dapat menguntungkan bagi ulat itu dan juga bisa membahayakannya.

Hal yang menguntungkan bagi ulat bulu adalah mereka tidak akan berani membunuh ulat atau masuk kawasan pohon-pohon yang berpotensi menjadi tempat hidup (inang) ulat bulu, sehingga pohon-pohon aman tidak dirusaknya. Namun disisi lain ada sebagian orang yang membenci ulat bulu sehingga mereka merasa dendam yang berlebihan (membabi buta), sehingga setiap ada ulat bulu dan ulat yang lain atau kupu-kupu atau pohon tempat hidupnya pasti akan membunuhnya atau merusaknya.

Hal yang mengherankan lagi adalah ternyata ulat bulu yang menyerang tiap daerah jenisnya berbeda-beda dan menyerang pohon yang berbeda-beda pula. Ulat bulu yang menyerang beberapa daerah di Indonesia diketahui dari family Limantriidae dari ordo Lepidoptera atau bangsa ngengat (kupu-kupu).

Pohon yang diserang juga berbeda-beda jenisnya seperti mangga, alpukat, cemara, sono keling, ketepeng, mindi dan semak-semak lainnya. Tempat ledakannya juga sebagian besar tempat-tempat seperti pohon peneduh rumah, pohon peneduh jalan, taman umum, dan semak-semak yang tidak terurus.

Ulat bulu dipandang dari kacamata entomologi (ilmu serangga) tentunya tidak akan datang secara tiba-tiba. Ulat bulu akan datang atau berkembangbiak melalui proses yang cukup panjang. Proses perkembangan ulat bulu diawali dari ngengat (kupu-kupu) yang bertelur di pohon-pohon inangnya. Telur kemudian akan menetas menjadi ulat, selanjutnya ulat akan tumbuh menjadi besar dengan berganti kulit beberapa kali. Setelah ulat sudah besar, maka akan berubah menjadi kepompong, selanjutnya berubah lagi menjadi kupu-kupu dan seterusnya.

Bagi ulat bulu sendiri tentunya mereka tidak berencana menyerang manusia atau hak milik manusia. Meraka adalah sedang menjalankan fitrah kehidupannya di muka bumi ini tanpa memperhatikan hak siapa yang berkuasa di bumi ini. Mereka berkembang menggunakan naluri dan proses biologis dengan interaksi lingkungan. Kemudian apakah ulat bulu yang salah? atau manusianya yang salah?

Mengapa masyarakat, ahli etomolog, PPL, Dinas Pertanian dan lembaga yang terkait sampai tidak tahu sehingga sempat terjadi ledakan ulat bulu yang begitu luar biasa?

(Maaf bersambung....)