Selasa, 19 Juli 2011

JABON ATAU SENGON YAH....?

Sejak kayu dari hutan alam semakin menipis dan hampir dipastikan akan habis, satu-satunya alternative untuk mendapatkan kayu tersebut berasal dari kayu hasil budidaya oleh masyarakat. sejak itu berbagai muncul informasi yang menggiurkan tentang bagaimana membudidayakan tanaman tahunan yang berupa kayu itu.

Mungkin kita ingat tentang informasi yang cukup heboh di masa-masa yang lalu seperti bisnis jangkrik, bisnis cacing, bertanam jati, bertanam jarak pagar (jatropha), bertanam sengon (albizia), dan bisnis-bisnis lainnya. Para pakar, peneliti, pengambil keputusan, pedagang, pembeli kayu dan pihak-pihak yang berkepentingan banyak yang membicarakan tentang hal itu. Eforia telah terjadi pada masanya masing-masing.

Kita ingat, pada tahun 1999-an kita juga dihebohkan dengan menanam jati.Kayu jati yang terkenal dengan kekuatan dan dekorasinya serta seratnya yang halus sehingga kayu ini telah menjadi kayu yang dianggap paling unggul dan bernilai tinggi. Namun untuk mendapatkan kayu ini setidaknya kita harus menunggu minimal sepertiga (20 tahun) dari umur kita agar dapat menikmati kayu dari pohon ini.

Pohon jati telah menjadi berita heboh yang sangat menarik dan cukup ramai dibicarakan pada saat itu. Pohon jati dengan berbagai kultivar yang oleh para penemu atau orang yang berkepentingan menggunggulkan pohon ini. Ada yang menggunggullkan jati super, jati emas, jati intan, jati bangkok, jati putih dan sebagainya. Walaupun sekarang katanya telah ditemukan kultivar baru pohon jati yang katanya dapat dipanen sekitar 15 tahun, namun arahnya bagaimana mendapatkan kayu yang bermutu dengan waktu yang relative singkat yaitu pertumbuhannya cepat besar dan cepat dipanen dengan tidak menunggu lama-lama. Eforia jati sekarang telah teggelam dan padam, entah kapan bangkit lagi beritanya.

Pada tahun 2006-an dihebohkan dengan berita penanaman jarak pagar (jatropa)sebagai tanaman penghasil biofuel (bahan bakar nabati/biosolar). Tanaman ini yang terbengkalaikan sebelumnya dan hanya digunakan oleh masyarakat pedesaan sebagai tanaman pembatas pekarangannya dan sempat pada jaman penjajahan Jepang (1942-an) sebagai sebagai sumber pelumas alat-alat perang jepang, tiba-tiba mencuat namanya sebagai sumber bahan bakar yang menjanjikan sebagai penganganti minyak bumi yang hampir dipastikan akan habis.

Tanaman jarak yang dianggap paling tahan terhadap cekaman lingkungan di tanah marginal (miskin)dan sumber daya yang dapat diperbaharui, membuat orang terkesima dan berbondong-bondong untuk menanam pohon jarak ini. Eforia telah terjadi pada saat itu. Bagaimana beritanya sekarang tentang jarak pagar? coba anda tengok sendiri dan buktikan di lapangan atau sekitar anda.

Pada tahun 2008-an demam berita sengon (albizia) mewabah di kalangan masyarakat penggila kayu dan petani sengon. Berita sengon yang dianggap pohon ajaib dan diklaim pohon yang memiliki banyak keunggulan dan dianggap pohon yang telah memiliki pertumbuhan tercepat di dunia, telah diburu beritanya tentang pohon sengon yang sebenarnya mulai dari karakteristik pohon ini, cara budidaya, prospek bisnis dan penjualannya. Berita sengon sekarang sudah mulai padam, bagaikan lampu minyak yang kehabisan bahan bakarnya, sehingga redup lagi.

Sekarang dihebohkan kembali dengan pohon yang bernama jabon. Pohon ini sebenarnya telah lama dikenal dengan baik bagi penggemar perkayuan. Beberapa referensi tahun 1970-an kayu ini telah dibahas dan diketahui banyak tentang ciri-ciri kayu ini. Namun masyarakat katanya belum “ngeh” keberadaan kayu ini untuk kehidupan mereka.

Pihak-pihak yang berkepentingan dari efek heboh atau menghebohkan sesuatu untuk mengambil kepentingan/keuntungan telah meredam heboh sebleumnya dengan membuat heboh baru yang menggiurkan. Berita kayu jabon sekarang ini seolah-olah telah menenggelamkan berita heboh sengon yang sebelumya telah hadir dan masyarakat penggemar kayu telah merasakan pahit dan manisnya kayu sengon. Mereka membanding-bandingkan kelebihan dan kekurangan antara kayu jabon dengan kayu sengon.

Yang terpenting bagi anda yang belum paham dan pernah berkecimpung dengan dunia tanaman harus dicermati dengan cerdas!

Kalau dilihat dari sistematika klasifikasi tumbuhan dalam botani, kedua jenis tumbuhan ini (jabon & sengon) berbeda jauh hubungan kekerabatannya, sehingga hampir dipastikan tanaman ini memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal kenampakan/ kergaan fisik pohon, respon tanaman terhadap lingkungan, sifat fisik kayu dan sifat fisiologis pohon. Perbedaan-perbedaan ini tentunya tidak bisa dibandingkan secara mutlak antar keduanya.

Hal yang menarik perbedaan keduanya adalah sebagai berikut:

Jabon

1 Klasifikasi Botani
• Kelompok tanaman penghasil bioaktif
• Kerabat dekat: kopi, mengkudu, soka, dan gambir

2. Lingkungan Tumbuh
• Menghendaki tanah yang lembab.
• Lebih terkonsentrasi pada tanah yang banyak air seperti tepi sungai
• Menempati optimal daerah 15 - 500 m dpl

3. Keragaan Pohon
• Daun lebar dan tajuk berat sehingga sulit ditumpangsarikan dengan tanaman lain
• Bentuk tajuk cenderung oval dan tidak beraturan
• Cabang samping banyak dan tetap mengecil
• Batang utama tetap kuat
• Kulit kayu tebal
• Tahan terhadap cekaman air belebih/tergenang
• Tidak tahan terhadap kekeringan
• Tidak dapat menyuburkan tanah
• Rakus air karena tajuk lebar & berat
• Tahan terhadap goncangan fisik
• Mudah dikembangbiakan dengan stek pucuk
• Persemaian/perkecambahan benih sangat sulit karena ukuran sangat kecil
• Biji bersifat rekalsitran (cepat menurun viabilitas benih)

4. Sifat Kayu
• Berat jenis kayu 300 – 550 kg/m3
• Kelas kuat III - IV
• Kelas awet V


Sengon

1. Klasifikasi Botani
• Kelompok legume (polong-polongan)
• Kerabat dekatnya putri malu, lamtoro, petai gunung, jengkol, kembang merak, trembesi, akasia dsb

2. Lingkungan Tumbuh
• Tanah yang sarang dan agak kering
• Lebih terkonsentrasi pada tanah kandungan air cukup tapi agak kering/atus seperti lereng-lereng bukit
• Menempati optimal daerah 50 – 1000 m dpl

3. Keragaan Pohon
• Daun kecil dan tajuk ringan sehingga mudah ditumpangsarikan dengan tanaman lain
• Bentuk tajuk perisai
• Cabang samping sedikit dan membesar
• Batang utama bisa kalah dengan cabang samping
• Kulit kayu tipis
• Tidak tahan terhadap cekaman air tergenang
• Tahan terhadap kekeringan
• Dapat menyuburkan tanah karena bersimbiosis dengan rizobium penambat nitrogen
• Efisiensi air karena tajuk kecil & ringan
• Tidak tahan terhadap goncangan fisik
• Sangat sulit dikembangkan dengan stek pucuk
• Perkecambahan/persemaian benih sangat mudah karena ukuran sedang
• Biji bersifat dorman (tahan lama viabilitas benih)

4. Sifat Kayu
• Berat jenis kayu 250 – 350 kg/m3
• Kelas kuat IV
• Kelas awet IV

Apabila kita cermati kedua pohon itu maka sebenarnya berbeda dari sananya. Artinya apa tuhan telah menciptakan kedua pohon ini pada relung dan fungsi yang berbeda untuk kepentingan manusia. Dengan demikian maka membandingkan antara pohon jabon dengan sengon akan mengalami kesulitan ibaratnya membandingkan antara JUARA SEORANG PELARI vs JUARA SEORANG PERENANG. Apabila kedua juara tersebut dibandingkan pada lokasi yang sama maka keduanya pasti ada yang kalah karena karakteristik lokasi (lahan) yang dikehendaki berbeda.

Hal ini seperti anda menghendaki antara juara pelari dan juara perenang yang ditandingkan bersama-sama di jalan atau di sungai. Apabila pertandingan disungai hampir dipastikan yang paling cepat adalah perenang, demikian pula apabila ditandingkan di jalan maka yang paling cepat adalah pelari.

Hal yang mesti anda pikirkan adalah lahan anda termasuk tipe seperti jalan atau seperti sungai atau kedua-duanya…..?

Bagaimana 3-5 tahun ke depan apakah ada berita heboh lagi tentang tanaman? jawabnya HAMPIR PASTI ADA!


(maaf bersambung…..)